.Bismillah

.Bismillah

Jumat, 07 September 2012

INILAH 12 GOLONGAN YANG DI DO'AKAN MALAIKAT


1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdo'a: "Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci." (H.R. Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
"Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendo'akannya: "Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia." (H.R. Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim 469)

3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang-orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan." (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib)

4. Orang-orang yang menyambung shaf pada shalat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf." (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim meriwayatkan dari Aisyah)

5. Para malaikat mengucapkan 'aamiin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
"Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu." (H.R. Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
"Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu di antara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat di mana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, "Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia." (H.R. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad 8106)

7. Orang-orang yang melakukan shalat Shubuh dan 'Ashar secara berjama'ah.
"Para malaikat berkumpul pada saat shalat Shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga Shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'Ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'Ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka: "Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?", mereka menjawab: "Kami datang, sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka, sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat." (H.R. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad 9140)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin' dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan." (H.R. Imam Muslim dari Ummud Darda', Shahih Muslim 2733)

9. Orang-orang yang berinfak.
"Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata: "Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak." Dan lainnya berkata: "Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit." (H.R. Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 1442 dan Shahih Muslim 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdo'a) kepada orang-orang yang sedang makan sahur. Insya Allah termasuk di saat sahur untuk puasa sunnah." (H.R. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, dari Abdullah bin Umar)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
"Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya, kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh." (H.R. Imam Ahmad dari 'Ali bin Abi Thalib, Al Musnad 754)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
"Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain." (H.R. Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily).

WANITA ZIARAH KE MAKAM


Wanita diperbolehkan ziarah kubur, demikian diriwayatkan oleh Tsabit al-Bunani dari Anas bin Malik di dalam shahih Bukhari bahwa Rasul saw melewati wanita yang sedang ziarah kubur dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam tak melarang dan mengharamkannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kuburan (dalam riwayat lain menangisi anaknya yang meninggal) Maka beliau berkata kepada wanita itu : “Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah.” Maka wanita itu berkata : “Engkau tidak merasakan apa yang kurasakan, karena engkau tidak mengalami musibah seperti musibahku”. Anas berkata, “Wanita itu tidak mengetahui bahwa yang menegurnya adalah Nabi”. Lalu dikatakan kepadanya. “Yang menegurmu adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”. Maka seperti kematian mengambilnya (wanita itu terkejut), segera ia mendatangi rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia tidak mendapatkan penjaga pintu di sisinya. Wanita itu berkata : “Wahai Rasulullah tadi aku tidak mengenalimu”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya sabar itu adalah pada pukulan pertama ” (Shahih Bukhari)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Dulu aku pernah melarang kamu berziarah kubur, sekarang berziarahlah kamu. Kerana ziarah kubur akan mengingatkan kepada akhirat. Dan hendaklah berziarah itu menambah kebaikan buat kamu. Maka barangsiapa yang ingin berziarah silakan berziarah dan janganlah kamu mengatakan perkataan yang bathil (hujran).” (HR. Muslim, Abu Dawud, Al Baihaqi, An Nasa’i, dan Ahmad)
Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam Al Majmu’ 5/310 : “Hujran artinya ucapan yang bathil”.
Dari ‘Abdullah bin Abi Mulaikah ia berkata : Sesungguhnya ‘Aisyah pulang dari perkuburan pada suatu hari. Maka aku bertanya kepadanya : “Wahai Ummul Mukminin, dari manakah engkau?” Ia menjawab : “Dari kuburan ‘Abdurrahman bin Abi Bakar.” Maka aku katakan kepadanya : “Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam melarang ziarah kubur (bagi wanita) ?” Ia menjawab : “Benar, tetapi kemudian beliau menyuruh berziarah ke kubur.” (HR. Hakim, Al Baihaqi, Ibnu ‘Abdil Barr, Ibnu Majah, dan Ibnu Abi Dunya.)

Rabu, 05 September 2012

Syariah, Haqiqah, Ma'rifat, Thariqah


Oleh : Al Habib Munzir Al Musawa


SYARIAH
Syariah adalah ajaran Hukum hukum Allah berupa perintah dan larangan yg dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Syariah adalah aturan ibadah, cara shalat, cara puasa, cara wudhu, dlsb dari hukum hukum ibadah antara hamba dengan pencipta, dan antara hamba dg hamba lainnya.




HAQIQAH
Haqiqah adalah ilmu keyakinan yg mendalami Allah swt, ia adalah derajat Al Ihsan, sebagaimana sabda nabi saw : Al ihsan adalah kau beribadah pada Allah seakan kau melihat Nya, jika kau tak bisa melihat Nya maka sungguh Dia melihatmu.
Itulah ringkasan ilmu haqiqah, bagi mereka Allah swt Maha Terlihat dan Terasa, lebih dari semua makhluk...

Bagi mereka semua yg mereka lihat, dengar, dan rasakan, tak sekuat keberadaan Allah swt, seakan semua yg ada ini adalah tiada dan fana, Justru yg ada hanya Allah swt, mereka melihat keluhuran Allah swt dimanapun dan kapanpun, mereka didholimi mereka ingat Allah, mereka melihat sesuatu langsung lintasan pemikirannya pada Allah, mereka sudah tidak perduli pada makhluk, mereka hanya perduli pada Allah swt, mereka tidak perduli perasaan makhluk, mereka tidak perduli cinta dan benci makhluk, hanya Allah.. hanya Allah..

lalu mereka perduli pada makhluk karena Allah swt, bukan karena makhluk, mereka takut mengecewakan perasaan makhluk karena mereka takut dg itu bisa mengecewakan perasaan Allah swt, 
Maka cinta mereka suci, kelembutan mereka hakikiy, kasih sayang mereka teruji, mereka tidak terpengaruh dg pujian dan cacian, itulah haqiqah.




MA'RIFAT
Makrifat : suatu pemahaman / pengetahuan tentang Allah swt.
Semakin luas pemahaman seseorang tentang Allah swt maka diakatakan : semakin luas ilmu makrifatnya, ahli makrifat adalah orang yg luas pemahamannya tentang Allah swt, dan gelar utk orang yg sangat dekat dg Allah.

Saudaraku, seorang ahli syariah (ahli hukum islam) yg tidak mempunyai ilmu makrifat (mengenal kedekatan dg Allah) maka ia mestilah orang fasiq, ia akan menggunakan ilmunya untuk bermaksiat, menjual ayat, berkhianat dg hukum syariat itu sendiri.
demikian pula tidak bisa memperdalam makrifat bila ia tidak mengamalkan syariah, ini adalah kejahilan pula.

sebagaimana Rasul saw Imam tertinggi dalam ketakwaan dan beliau masih mengamalkan syariat ini bahkan beliau saw lah yg paling gigih mengamalkannya, maka semakin tinggi derajat seseorang akan semakin gigih pengamalannya dalam syariah.




THARIQAH
Tarekat / Thariqah adalah metode mencapai haqiqah.
Tarekat / Thariqah adalah suatu cara / metode untuk mencapai kekhusyuan dalam dzikir dan mencapai keridhoan Allah SWT.

Tidak wajib seseorang mengikuti suatu Thariqah, syariah yg wajib baginya untuk dipelajari dan dijalankan semampunya, lalu ia mendekatkan diri kepada Allah tanpa harus ber Thariqah, namun dg Thariqah maka mendekatkan diri pada Allah lebih mudah.


Thariqah banyak, ada yg sesat ada yg sejalan dg syariah,


Thariqah yg saya (Habib Munzir Al Musawa) amalkan dan guru saya jalankan dan terbanyak dipakai para ulama di dunia adalah Thariqah Alawiyyah, karena Thariqah ini memadukan syariah dan haqiqah, sebagaimaa kebangkitan Rasul saw beliau mengajarkan syariah dan haqiqah, diantara ajaran Thariqah alawiyyah adalah Ratib haddad, ratib alattas, wirdullatif, yg kesemuanya hanyalah kumpulan dzikir dari hadits Nabi saw, berbeda dengan sebagian thariqah lainnya yg lebih mementingkan haqiqah daripada syariah.


Thariqah Sammaniyah merupakan Thariqah yg diakui oleh para ulama ahlussunnah waljamaah, dan thariqah tersebut tidak bertentangan dg syariah
Umumnya tarekat hanya mengajarkan bimbingan menuju haqiqah saja, namun Thariqah alawiyyah ia memadukan syariah dan haqiqah, mereka memperdalam kedekatan pada Allah SWT dg jiwa dan raga, dg hukum ibadah yg benar secara fardhu dan sunnah, dan dengan jiwa yg suci luhur, tanpa merendahkan orang jahil. Mereka memperdalam fiqih, hadits, tafsir, dll dan memperdalam bimbingan ruhani pula, demikianlah thariqah alawiyah, dan demikianlah bimbingan Rasul SAW.


wallahu a'lam


TASAWWUF


Tasawwuf berawal dari kalimat shafa, tasyawwafa, tashawwuf, yaitu suci, kesucian, tuntunan kesucian.

Tasawwuf adalah tuntunan mencapai keridhoan Allah swt dg kesucian hati, Rasul saw adalah Imam semua ahli tasawwuf, dan setiap muslim harus mempunyai pengetahuan tasawwuf, jika tidak maka dipastikan ia tak akan sampai pada keridhoan Allah.

fiqih adalah ilmu yg mengajarkan cara cara ibadah, hukum hukumnya dan pembahasannya, namun ibadah akan percuma jika tidak didasari niat yg baik, dan niat baik adalah bagian dari tasawwuf.

misalnya seseorang shalat melakukan dg rukun yg benar, syarat yg benar, namun ia shalat bukan karena Allah, hatinya ragu bahwa Allah itu ada, maka apa gunanya shalatnya dan ibadahnya?

tasawwuf adalah ilmu yg menuntun kesucian hati dan iman, 

setinggi apapun ilmu seseorang dalam syariah ia akan menjadi fasiq jika tak memiliki kesucian hati dan iman.

Iman adalah tasawwuf, sebagaimanba rukun Iman, percaya pada Allah, percaya pada kitab kitab Allah, percaya pada Rasul Rasul Allah, percaya pada malaikat malaikat Allah, percaya pada Qadha dan Qadar adalah dari Allah, percaya pada hari kiamat.

semua rukun iman itu tidak terlihat, hanya kitab Alqur'an yg jelas diketahui, sisanya kitab kitab Allah lainnya kita tak pernah melihatnya, kita tidak melihat Allah, kita tidak melihat malaikat, kita tak bertemu semua para nabi, kita tak melihat sorga dan neraka, kita tak melihat hari kiamat,

itu semua hanya bisa dipercaya dengan tasawwuf, kesucian hati dan keimanan kita.

seseorang yg mengamalkan syariah tetap bisa terjebak dalam kemurkaan Allah, misalnya seorang pria yg menikah tanpa restu ayah ibunya, tentunya secara syariah akad nikahnya sah, namun tentunya ia terkena durhaka pada ayah bundanya, jika ia tak memiliki dasar tasawwuf (iman) maka ia tak akan perduli pada restu dan ridho ayah bundanya,

contoh lain jika seorang yg mengumpuli istrinya di siang hari ramadhan maka ia mesti puasa dua bulan berturut turut, maka jika ia ahli fiqih, ia bisa saja mencari cara supaya bisa jimak dg istrinya dengan hanya membayar qadha puasa satu hari, 

bagaimana ?

ia batalkan dulu puasanya, dengan makan atau minum, lalu baru berjimak bersama istrinya, maka ia hanya wajib membayar puasa satu hari saja, hal ini benar secara syariah, namun ia akan terkena kemurkaan Allah karena berusaha menipu Allah swt tanpa ia sadari, padahal Allah Maha Tahu niatnya.

atau misalnya pemalsuan tanah milik, sang pemilik asli misalnya tak punya bukti/saksi bahwa tanahnya itu miliknya, lalu datang orang lain membawa dua saksi yg bersumpah bahwa tanah itu milik orang lain itu, maka hakim mesti menjatuhkan hukum bahwa tanah itu milik si pendusta, dan si pemilik tanah yg asli akan dikalahkan dalam hukum, walaupun misalnya hakim tahu betul bahwa orang ini menipu, namun hukum tetap hukum,

demikianlah syariah jika tak memakai kesucian iman (tasawwuf).


Wallahu a'lam

Selasa, 04 September 2012

8 Nasehat Amirul Mukminin Umar Bin Khattab ra.


1. Barangsiapa meninggalkan ucapan yang tidak perlu, maka dia akan diberi hikmah

2. Barangsiapa meninggalkan penglihatan yang tidak perlu, maka dia akan diberi kekhusyu’kan dalam hati

3. Barangsiapa meninggalkan makan yang berlebihan, maka dia diberi kenikmatan beribadah

4. Barangsiapa meninggalkan tertawa yang berlebihan, maka dia akan diberi kewibawaan

5. Barangsiapa meninggalkan humor, maka dia akan diberi kehormatan

6. Barangsiapa meninggalkan cinta duniawi, maka dia akan diberi kecintaan kepada akhirat

7. Barangsiapa meninggalkan perhatiannya kepada aib orang lain, maka dia akan diberi kemampuan untuk memperbaiki aibnya sendiri

8. Barangsiapa meninggalkan penelitian tentang bagaimana wujud Allah, maka dia akan terhindar dari nifaq