Penanya :
Bagaimana cara mengendalikan amarah?
Habib Umar bin Hafidz menjawab:
Ketika puncak amarah melanda seseorang, hendaknya ia ingat marah atau murkanya Allah suatu saat yang tiada satu pun makhluk sanggup, kuat dan tahan menghadapi kemarahan-Nya. Kemudian teliti amarah yang muncul, jika kemarahan yang muncul karena dorongan hawa nafsu maka hendaknya sekuat tenaga ia tenangkan diri, karena tidak ada keberanian yang paling dicintai Allah selain menahan dirinya seseorang dari amarah karena Allah.
Barang siapa menahan amarah kelak akan disebut oleh Allah hingga akan mendapat kenikmatan memilih bidadari di surga sesuai kehendaknya. Allah SWT berfirman
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
”Orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Alloh menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” – (QS.3:134).
Cara-cara yang dapat meredam amarah, jika seseorang marah dalam keadaan berdiri hendaknya ia duduk, jika ia duduk hendaknya berbaring, jika dekat dengan air hendaknya ia berwudhu atau mandi. Demikian arahan dari Rasulullah SAW. Serta ucapkan kalimat ta’wudz أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيْمِ Berdoalah sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW اللهم أذهبْ غيظَ قلبي وأَجِرْنِي من مضلاتِ الفِتَن Artinya “yaa Allah hilangkanlah kemarahan hatiku dan jauhkan aku dari kesesatan fitnah”
Sumber : www.majelisrasulullah.org