1.Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Abu Abdillah Muhammad
bin Idris As Syafii rahimahullah (Imam Syafii)
Dikenal dengan gelar Imam Syafii, lahir pd tahun 150H dan
wafat pada 204H.
Berkata Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Hanbali) bahwa ‘’tiada
kulihat seorang yg lebih mengikuti hadits selain Muhammad bin Idris
Assyafii’’,
Berkata pula Imam Ahmad (yg merupakan murid dari Imam
Syafii) ‘’aku mendoakan Syafii selama 30 tahun setiap malamnya’’,
dan Imam Syafii ini berguru kepada Imam Malik, dan ia telah
hafal Alqur’an sebelum usia 10 tahun, dan pd usia 12 tahun ia telah hafal Kitab
Al Muwatta’ karangan Imam Malik yang berisi sekitar 2.000 hadits dengan sanad
dan hukum matannya.
2.Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah (Imam
Ahmad bin Hanbal)
Beliau wafat pada tahun 241 H dalam usia 77 tahun, beliau
berguru pada banyak para Imam dan Muhaddits, diantara guru beliau adalah Imam
Syafi’i rahimahullah, dan beliau hafal 1.000.000 hadits berikut sanad dan hukum
matannya. Beliau digelari sebagai salah satu “Huffadhuddunia” yaitu salah satu
orang yang paling banyak hafal hadits diseluruh dunia sepanjang zaman,
Beliau rahimahullah banyak mempunyai murid, diantaranya
adalah Imam Muslim rahimahullah. Diriwayatkan ketika datang seorang pemuda yg
ingin menjadi murid beliau maka beliau berkata pd anak itu : “ini ada 10.000
hadits, hafalkanlah, bila kau telah hafal, barulah kau boleh belajar bersama
murid - muridku”, tentunya murid - murid beliau adalah para Huffadh dan
Muhadditsin yang hafal ratusan ribu hadits, maka pemuda itu pun pergi dan
kembali beberapa waktu kemudian. Ia telah hafal 10.000 hadits yang diberikan
oleh Imam Ahmad itu dan lalu Imam Ahmad berkata : “sungguh hadist yang kau
hafal itu adalah hadits palsu, tidak ada satupun yang shahih, hafalan itu hanya
untuk latihan menguatkan hafalanmu, sebab bila kau salah maka tak dosa”, karena
bila ia hafalkan hadits shahih lalu ia salah dalam menghafalnya maka ia akan
membawa dusta dan kesalahan bagi ummat hingga akhir zaman.
Diriwayatkan ketika Imam Ahmad bin Hanbal hampir wafat, ia
wasiat kpd anaknya utk menaruhkan 3 helai rambut Rasulullah saw yg memang
disimpannya, utk ditaruhkan 3 helai rambut Rasul saw itu masing - masing di kedua
matanya dan bibirnya. Beliau wafat pd malam jum’at, dan muslimin yg menghadiri
shalat jenazahnya sebanyak 800.000 pria dan 60.000 wanita, bahkan bila dihitung
dengan kesemua yang datang dan datang maka mencapai 1.000.000 hadirin.
Berkata Imam Abubakar Almarwazi rahimahullah, “aku bermimpi
Imam Ahmad bin Hanbal setelah ia wafat, kulihat ia disebuah taman indah, dgn
pakaian jubah hijau dgn memakai Mahkota Cahaya”.Berkata Imam Abu Yusuf Alhayyan
bahwa ketika wafat imam Ahmad, ada orang yg bermimpi bahwa setiap kubur
diterangi pelita, dan pelita itu adalah kemuliaan atas wafatnya Imam Ahmad bin
Hanbal dan banyak dari mereka yang dibebaskan dari siksa kubur karena wafatnya
Imam Ahmad bin Hanbal diantara mereka. Berkata Imam Ali bin Al Banaa’, ketika
dimakamkan Ummul Qathi’iy didekat makam Imam Ahmad, maka beberapa hari kemudian
ia bermimpi berjumpa Ummul Qathi’iy, seraya berkata : “Terimakasih atasmu yang
telah memakamkanku disamping kubur Imam Ahmad, yang setiap malam Rahmat turun
dikuburnya dan Rahmat itu menyeluruh pada ahlil kubur disini hingga akupun
termasuk diantara yang mendapatkannya”.
3. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al
Bukhari rahimahullah
Beliau lahir pada hari jum’at selepas shalat jum’at 13
Syawal 194 H dan beliau wafat pada malam jumat yang sekaligus malam Idul Fitri
tahun 256 H.
Berkata Imam Muhammad bin Yusuf Al Farbariy, aku mendengar
dari Najm bin Fudhail berkata: “aku bermimpi Rasulullah saw dan kulihat Imam
Bukhari dibelakang beliau saw, setiap beliau saw melangkah sebuah langkah, dan
Imam Bukhari melangkah pula dan menaruhkan kakinya tepat dibekas pijakan Nabi
saw”.
Ketika dikatakan kepada Imam Bukhari bahwa ada disuatu
wilayah yang barangsiapa orang asing yang datang ke wilayah mereka maka saat setelah
shalat maka penduduk setempat akan mencobanya dengan hadits – hadits tentang
shalat, maka Imam Bukhari berkata : “Bila aku diperlakukan seperti itu akan
kukeluarkan 10.000 hadits shahih mengenai shalat dihadapan mereka agar mereka
bertaubat dan tidak lagi mengulangi perbuatan buruk itu”.
Imam Bukhari telah menulis shahih-nya sebanyak sekitar
7.000 hadits saat beliau belum berusia 17 tahun, dan ia telah hafal 100.000
hadits shahih dan 200.000 shahih di usia tersebut.
Berkata Imam Al Hafidh Muhammad bin Salam rahimahullah :
“kalau datang si bocah ini maka aku terbata - bata dan tak nyaman membaca
hadits”, dan ia berkata kepada seorang tamunya yang datang setelah Imam Bukhari
pergi : “kalau kau datang lebih cepat sedikit kau akan berjumpa dengan bocah yang
hafal lebih dari 70.000 hadits..”, maka tamunya segera bergegas menyusul Imam
Bukhari, dan Imam Bukhari berkata : “sungguh aku hafal lebih dari itu, dan akan
kujelaskan padamu semua masing – masing sanad periwayat hadits-nya, dimana
lahirnya, tahun kelahiran dan wafatnya, sifat dan sejarah periwayat sanad -
sanadnya dari semua hadits itu”.
Ketika salah seorang perawi hadits bertanya kepada Imam
Bukhari mengenai nama - nama periwayat, gelar, bentuk kesalahan sanad hadits
dll, maka Imam Bukhari menjawabnya bagaikan membaca surat Al Ikhlas.Berkata
Imam Bukhari : “aku berharap menghadap Allah tanpa ada hisab bahwa aku pernah
menggunjing aib orang lain”.
Suatu hari Imam Bukhari mengimami shalat dhuhur disebuah
kebun korma, dan didalam bajunya terdapat seekor Zanbur (kumbang hitam) yang
menggigit dan menyengatnya hingga 16 sengatan, selepas shalat Imam Bukhari
berkata dengan tenang : “coba kalian lihat ada apakah di dalam baju lenganku
ini”, maka ditemukanlah 16 luka sengatan kumbang di tubuhnya.
Suatu ketika Imam Bukhari membacakan sanad hadits dan saat
ia melirik dilihatnya ada orang yang terkesima dengan ucapannya, dan Imam
Bukhari tertawa dalam hati, keesokan harinya Imam Bukhari mencari orang itu dan
meminta maaf dan ridho karena telah menertawakannya, padahal ia hanya
menertawakan didalam hati.
Ketika Imam Bukhari sedang mengajari hadits kepada salah
seorang muridnya dan ia tampak bosan, maka Imam Bukhari berkata : “para
pedagang sibuk dengan perdagangannya, para pegawai sibuk dengan pekerjaannya,
dan engkau bersama Nabi Muhammad saw”.
Imam Bukhari menulis shahih-nya (Shahih Bukhari) di
Raudhah, yaitu antara Mimbar dan Makam Rasulullah saw di Masjid Nabawiy Madinah
Almunawwarah, dan ia mandi dan berwudhu lalu shalat 2 rakaat baru menulis satu
hadits, lalu kembali mandi, berwudhu dan shalat 2 rakaat, lalu menulis 1 hadits
lagi, demikian hingga selesai di hadits No.7124. Maka selesailah 7.000 hadits
itu ditulis di kitab beliau, dengan bertabarruk dengan Makam Rasulullah saw dan
Mimbar Rasul saw.Berkata Imam Muslim dihadapan Imam Bukhari : “Izinkan aku
mencium kedua kakimu wahai Pemimpin para Muhadditsin, guru dari semua guru
hadits”.
Dikatakan kepada Imam Bukhari, mengapa tak kau balas orang
yang memfitnahmu dan mencacimu?, ia menjawab : “aku teringat ucapan Rasul saw :
“akan muncul kelak ikhitilaf dan perpecahan, maka bersabarlah hingga kalian
menjumpai aku di telaga haudh”.
Imam Bukhari mempunyai akal yang jenius, dan ia hafal bila
mendengar 1X saja. Atau membaca 1X saja. Hingga ketika suatu ketika Imam
Bukhari dicoba dan diajukan padanya 100 hadits yang dikacaukan dan dibolak -
balik sanadnya, maka Imam Bukhari berkata : “tidak tahu… tidak tahu”, hingga
hadits yang ke-100, lalu Imam Bukhari berpidato, mengulang hadits yang pertama
yang disebut si penanya : “kau tadi sebut hadits dengan sanad seperti ini, dan
yang benar adalah begini”, demikian hadits kedua.. ketiga… hingga 100 hadits.
Ketika telah wafatnya Imam Bukhari, terjadi kekeringan yang
berkepanjangan, maka para Ulama, Huffadh dan Muhadditsin dari wilayah samraqand
berduyun – duyun ke Makam Imam Bukhari, lalu mereka bertawassul pada Imam
Bukhari, maka hujan pun turun dengan derasnya hingga 7 malam mereka tertahan
dan tak bisa pulang ke samraqand karena derasnya hujan.
4. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Abul Husein Muslim bin Hajjaj
Alqusyairiy Annaisaburiy rahimahullah (Imam Muslim)
Beliau lahir pada tahun 204 H dan wafat pada Rajab 261 H,
beliau adalah Imam Mulia yg menjadi peringkat kedua dari seluruh para
Muhadditsin, yaitu setelah Imam Bukhari rahimahullah, beliau ini adalah murid
daripada Imam Ahmad bin Hanbal, dan ia digelari sebagai salah satu
Huffadhuddunia. Bersama Imam bukhari, yaitu salah satu dari Imam yang dalam
peringkat tertinggi dari para Hafidhul Hadits, ia menulis hadits shahih pada
usianya 15 tahun sebanyak 12.000 hadits shahih dan menyingkat itu semua dari
300.000 hadits.Berkata para Muhaddits : “bila kita mencatat hadits selama 200
tahun maka tetaplah kita harus kembali berpegang pada Musnad Imam Muslim”.
5. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Malik bin Anas bin Malik Al Ashbahiy
Al Madaniy rahimahullah (Imam Malik)
Beliau lahir pada tahun 93 H, dan wafat pada rabiul awal
179 H. Beliau adalah penulis kitab yang sangat termasyhur, yaitu Al Muwatta’,
yang mengandung 2.000 hadits dan sanadnya.Beliau adalah seorang Ulama agung di
Madinah Almunawwarah dan sangat berwibawa.
Diriwayatkan bila orang - orang mencambuk onta – ontanya
untuk berusaha kemana - mana mencari seorang ulama yang paling tinggi keluasan
ilmunya, niscaya mereka tak akan temukan ulama yang ilmunya melebih Sang Alim
yang di Madinah, yaitu Imam Malik rahimahullah.
Imam Malik adalah Guru Imam Syafii.Berkata Imam Syafii :
“bila ulama disebut sebut, maka Imam Malik adalah bintang yang berpijar”. Dan
berkata Imam Syafii : “kalau bukan karena Imam Malik dan Imam Ibn Huyaynah,
niscaya telah sirna ilmu di Hijaz (jazirah arab)”. Berkata Imam Syafii : “tak
ada kitab yang lebih mengandung kejelasan dan pembenaran yang menyamai Al
Muwatta’ Imam Malik”.
Imam Malik berpakaian rapih dan selalu menggunakan minyak
wangi.Berkata Imam Al hafidh Wuhaib bahwa Imam semua ahli hadits adalah Imam
Malik.Berkata Imam Qutaibah, bila Imam Malik keluar menyambut tamunya beliau
berpakaian indah, memakai sifat mata, wewangian dan membagi – bagikan kipas
kepada masing - masing tamunya, ia adalah Imam yang sangat berwibawa, majelis
dirumahnya selalu hening dan tak ada suara keras dan tak pula ada yang berani
mengeraskan suaranya, ruangan beliau dipenuhi kesejukan dan ketenangan, dan
beliau dimakamkan di kuburan Baqi.
’Diriwayatkan bahwa bila Imam Malik akan membacakan hadits
maka ia berwudhu, lalu merapikan janggut putihnya, lalu duduk dengan wibawa dan
tenang, menggunakan wewangian, barulah beliau mengucapkan hadits Rasulullah
saw, ketika ditanyakan kepadanya mengenai itu, beliau berkata : “aku mengagungkan
hadits Nabi saw, aku tak menyukai mengucapkan hadits terkecuali dalam keadaan
suci”, dan beliau tak suka mengucapkan hadits dalam perjalanan atau dalam
terburu - buru.Bila ada orang yang mengeraskan suara saat beliau membaca hadits
Nabi saw maka beliau berkata : “jangan kau keraskan suaramu, rendahkan suaramu,
karena Allah telah berfirman : Wahai Orang orang yang beriman, jangan kau
keraskan suaramu didepan Rasulullah saw, maka barangsiapa yang mengeraskan
suaranya didepan hadits Rasulullah saw sama dengan mengeraskan suaranya
dihadapan Rasulullah saw”. Imam Malik berkata : “Ilmu bukanlah dengan
berpanjang - panjang riwayat, tetapi cahaya yang disimpan Allah didalam
sanubari”.
6. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Nu’man bin Tsabit (Abu Hanifah/Imam
Hanafi)
Beliau wafat pada tahun 150 H, ada pendapat yang mengatakan
kelahirannya pada tahun 61 H, Imam Abu Hanifah belasan tahun lebih tua dari
Imam Malik, dan mereka hidup dalam satu zaman, namun diriwayatkan bahwa Imam
Abu Hanifah sangat memuliakan dan menghormati Imam Malik di Madinah
Almunawwarah.Imam Abu Hanifah banyak ditentang para Muhadditsin dan sebagian
besar menilai haditsnya dhaif, dan beberapa fatwanya yang tampak kurang sesuai
dengan Jumhur Ulama. Namun sebagian pendapat mengatakan karena justru hal itu
disebabkan karena di masa beliau adalah masa dahsyatnya fitnah, dan beliau
tergolong kepada generasi Tabi’in
(*sumber : Asshafwatusshofwah, Tadzkiratul Huffadh, Siyar
fii A’laaminnubala, Tanbihul Mughtarrin, Tariikh Asshaghir, Tarikh Al Baghdad,
Fathul Baari Al masyhur).
Buku Kenalilah Aqidahmu 2 (Al Habib Munzir Al Musawa)