.Bismillah

.Bismillah

Rabu, 02 Oktober 2013

Takut Kepada ALLAH SWT

Di dalam Mukasyafah Al Qulub yang juga riwayatnya teriwayatkan didalam Shahih Bukhari secara ringkas. Ketika seorang wanita tidak mempunyai kemampuan untuk menafkahi anak – anaknya sehingga ia terjebak kepada kebutuhan dan ia mengetuk pintu seorang penguasa. Seorang kaya – raya dan seorang kaya – raya membuka pintu “apa niatmu wahai wanita?” wanita itu berkata “aku butuh uang untuk anak - anakku” maka orang kaya itu berkata “kalau kau butuh uang padaku maka boleh saja tapi aku mau berzina denganmu dan berkumpul denganmu. Kuberikan apa yang kau mau”. Wanita itu menolak dan pulang, sampai dirumah melihat anaknya yang lapar. Minta kesana – kemari tidak ada yang memberi dan akhirnya ia putus asa dan kembali. Kembali kepada pria itu dan berkata “ya sudah kalau begitu, aku pasrah saja”. Pria itu berkata “aku akan bantu kau dengan lebih yang kau minta”. Tapi ketika ia sudah didekati oleh pria itu, bergetarlah wanita ini dengan gemetar yang dahsyat. “Kenapa kau ini”, kata pria itu. Wanita itu berkata “aku takut pada Allah”. Ucapan itu menggetarkan jiwa sang pria yang kaya – raya ini karena keluar dari hati yang penuh iman. Kalau hati yang penuh iman kau berucap menggetarkan orang lain. Maka wanita yang tidak berdaya dan miskin berkata “aku takut pada Allah”. Pria kaya ituberkata “kau ini sudah miskin, cobaanmu berat, sudah sulit hari – harimu, mau menjual dirimu tidak mau karena takut pada Allah. Sedangkan aku diberi kenikmatan yang banyak oleh Allah, aku mestinya lebih takut dan risau daripada engkau. Sudah ini uang aku berikan kau pulang dan aku taubat pada Allah”. Ini riwayat Shahih Bukhari.



Dalam riwayat lainnya Kitab Mukasyafah Al Qulub oleh Imam Al Ghazali, ketika seorang pria senang dengan seorang wanita. Ingin dekat dengannya dan ingin lebih dari itu. Diikutilah kemana wanita ini pergi. Sewaktu – waktu wanita ini ingin pergi ke tempat yang jauh (kalau zaman dahulu namanya kafilah) kalau sekarang pakai bus atau kereta api atau pesawat atau kapal laut. Ini dengan kafilah (rombongan), wanita ini ikut ia juga ikut. Satu malam sepi, banyak orang sudah tidur. Perempuan ini belum tidur, didekati olehnya. Kenalan, mulai hal yang lebih wanita itu berkata “sebentar – sebentar saudaraku sebelum kita teruskan kemauan kita”, kata sang wanita “lihat dulu apa semua orang sudah tidur”. Pria dengan senangnya kesana – kemari “semua sudah tidur”. Wanita berkata “apa ada yang melihat kita?”, “tidak ada yang melihat, semuanya sudah tidur”. Wanita itu berkata “apakah Allah tidur?”, pria itu kaget dan ia berkata “Allah tidak tidur”. Lalu wanita itu berkata “apakah Allah tidak melihat?”, pria semakin terdesak dan ia menjawab “Allah melihat”, “lalu kau mau terus berbuat dan Allah melihatmu?”. Pria itu menangis dan berkata “aku bertaubat pada Allah Swt”.Berapa minggu kemudian terdengar kabar oleh sang wanita bahwa pria itu wafat. Iamimpi didalam tidurnya jumpa dengan pria itu didalam kenikmatan. “Engkaukah pria yang jumpa di malam itu? hampir saja kita berbuat dosa dan tidak jadi”, “iya betul”. “Koq sekarang kau begitu mulanya setelah kau wafat?”, ia berkata “terima kasih wahai wanita yang sejak kau menegurku itu, aku bertaubat pada Allah dan Allah membimbingku pada kemuliaan”. Demikian indahnya taubat dan demikian Allah menaungi mereka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar