Kutipan Khutbah Jumat di Masjid Jami` Nur Muhammad
Kemang, Jakarta Selatan 21 Muharram 1436 H
Diterjemahkan oleh Ad-Da`i Ilallah Habib jindan.
Jangan jadikan waktu yang
kita miliki, umur yang kita miliki ,kehidupan kita miliki dari yang yang sangat
sedikit ini jangan kita jadikan sebagai halaman untuk permainan orang -orang
yang berbuat dholim kepada Allah subhanallahu wata`ala, orang-orang yang
berbuat kejahatan orang-orang tersebut ingin menjadikan diri kita ,dzat kita,
waktu kita,hidup kita sebagai tempat permainan mereka, tempat mereka membuang
kotoran . Walyaudzubillahi min dzalik
Allah Subhanallahu wa Ta`ala berfirman : “Seandainya
kalian mengikuti kebanyakan orang yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka
akan membuat engkau tersesat dari jalan Allah Subhanallahu wa Ta`ala.”
Beliau Al Habib ‘Umar bin Hafidz menasehati untuk
menjaga pandangan ,pendengaran, Lisannya. menjaga pandangan dari hal-hal yang
bukan urusannya, menjaga pendengarannya dari hal-hal yang bukan urusannya,
menjaga hal-hal dari menyaksikan yang bukan urusannya, menjaga lisannya dari
perkataan-perkataan yang bukan urusannya ,menjaga hal-hal yang fudhul yang
bukan urusannya apalagi dari hal yang di haramkan oleh Allah Subhanallahu wa Ta`ala.
Sebab dengan menjerumuskan matanya, pendengarannya,
lisannya dalam hal-hal yang bukan urusannya maka ia telah menodai
kemanusiaan/menghinakan kemanusiaan. Walyaudzubillahi min dzalik
Barang siapa yang istiqomah di dalam pandangannya, istiqomah
di dalam pendengarannya, istiqomah di dalam lisannya maka akan berujung pada
istiqomahnya Hati, berujung pada Beristiqomah pada ketaqwaan kepada Allah
Subhanallahu wa Ta`ala.
Allah Subhanallahu wa Ta`ala berfirman : “Sesungguhnya
pendengaran kita,penglihatan kita kelak akan diintegorasi oleh Allah Subhanallahu
wa Ta`ala”
Dengan menjaga pendengaran kita dari hal-hal yang
tidak baik, menjaga penglihatan kita dari hal-hal yang tidak baik maka akan
terjaga pula hati kita.
Gunakanlah pandangan kita untuk memandang kaum
mukiminin dengan kasih sayang, gunakan pandangan mata kita untuk melihat alam
ini untuk bertafakkur
Jangan sampai pandangan mata kita kelak akan menjadi
penyesalan kelak di hari kiamat.
Jangan sampai musuh-musuh Allah mereka berkuasa di
mata kita, jangan sampai musuh-musuh Allah ,mereka menjadi penguasa di mata
kita, mereka berkuasa di pendengaran kita.
Mereka musuh-musuh Allah Subhanallahu wa Ta`ala merebut
itu semua bukan dengan kekuatannya akan tetapi karena lemahnya semangat kita,
lemahnya semangat kita terhadap syariat dan peneladan terhadap Nabi Muhammad Shalallahu
‘Alaihi Wasallam.
Sehingga mereka (musuh-musuh Allah ) menjadi penguasa
di mata kita ,di telinga kita mereka yang berkuasa di dalam ucapan kita,di
dalam rumah tangga kita. Mereka semua yang mengatur apa yang kita lihat, apa
yang kita dengar dan apa yang kita ucapkan yang sesungguhnya menyimpang dari
ajaran Allah dan ajaran Rasulullah shalallahu ‘Alaihi wasallam.
Yang mana kalau itu semua kita biarkan saja, kita
cuekin saja kita anggap biasa saja maka kelak di hari kiamat mata ini menjadi
TERHARAMKAN melihat Allah Subhanallahu wa Ta`ala.
Sifat kaum mukimin mereka mendengar pada hal yang
baik, mereka melihat pada hal yang baik, manakala di perdengarkan di hadapan
mereka hal-hal yang tidak baik yang membuat lupa kepada Allah Subhanallahu wa Ta`ala
mereka (kaum mukminin) segera berpaling menjauh tidak mau mendengarkan hal-hal
yang tidak baik tersebut.
sehingga dikatakan dalam firman Allah Subhanallahu wa
Ta`ala : “Manakala kalian mendengarkan ucapan-ucapan orang tersebut mengatakan
perkataan-perkataan yang tidak baik maka jangan kalian duduk bareng bersama
mereka,jika kalian duduk bareng bersama mereka, mendengarkan
perkataan-perkataan mereka, maka kalian sama saja dengan mereka, kalian masuk
ke dalam kelompok mereka, kalian masuk di dlm barisan mereka.” walyaudzubillahi
min dzalik.
Kalau kita mau mendengar ,dengarkan ucapan para
Aulia, dengarkan ucapan para anbiya, dengarkan ucapan Nabi Muhammad shalallahu ‘Alaihi
wasallam. Sehingga hal itu menjadi bekal kita persiapan kita untuk mendengar
ucapan khitob yaitu ucapan cinta dari Allah yang di tujukan kepada
hamba-hamba-Nya kelak di hari Kiamat.
Sebab di hari kiamat Allah Subhanallahu wa Ta`ala
memanggil hamba-Nya, berbicara kepada hamba-Nya, dan juga ada juga hamba-hamba
tertentu yang di murkai oleh Allah Subhanallahu wa Ta`ala tidak disapa, tidak
ditegur oleh Allah Subhanallahu wa Ta`ala besok di hari kiamat
.Walyaudzubillahi min dzalik.
Karenanya gunakanlah telinga kita untuk mendengar
yang baik, gunakan mata kita untuk melihat yang baik ,yang bukan di haramkan
oleh Allah Subhanallahu wa Ta`ala
Ketahuilah dimanapun kita berada , bila kita berempat
yang kelimanya adalah Allah Subhanallahu wa Ta`ala, kita ber enam yang ke
tujuhnya adalah Allah Subhanallahu wa Ta`ala. Allah Subhanallahu wa Ta`ala
mengetahui diskusi yang terjadi diantara mereka , Allah Subhanallahu wa Ta`ala
mengetahui apa yang mereka ucapkan, Allah Subhanallahu wa Ta`ala mengetahui apa
yang mereka rahasiakan.
Sesungguhnya Allah Subhanallahu wa Ta`ala menciptakan
diri kita mulia, dzat kita mulia , jangan kita kotori , jangan kita hinakan
diri kita, dzat kita , pada telinga kita, mata kita
jangan kita jadikan diri kita, dzat kita menjadi
tempat permainan dari musuh-musuh Allah Subhanallahu wa Ta`ala ,sehingga kita
menjadi orang-orang yang tertipu di dalam diri kita, tertipu di dalam keluarga
kita, tertipu oleh bujukan-bujukan musuh-musuh Allah Subhanallahu wa Ta`ala
Di hari Jum’at dan di malam Jum’at sudahkah kita
membaca dan mendengarkan al quran? sudahkah kita membaca surat alkahfi? sudah
berapa banyak kita bersholawat kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘Alaihi wasallam?
Jadikan pendengaran, mata lidah untuk hal-hal yang di
ridhoi Allah Subhanallahu wa Ta`ala sehingga pendengaran kita, mata kita ,
lidah kita menjadi patut dan layak untuk berkhitob kepada Allah Subhanallahu wa
Ta`ala besok di hari kiamat
Semoga Allah Subhanallahu wa Ta`ala memperbaiki
keadaan kaum muslimin
Allahumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammad
nuuri-kas saari wa madaadikal jaari wajma’nii bihi fi kulli athwaari wa ‘ala alihi
wa shahbihi yannuur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar