Ditulis Oleh : Al Habib Munzir Al Musawa
Minggu, 16 Oktober 2005
Ketika
malam telah larut, alam fikiranku melayang mengembara kearah kegelapan malam,
fikiranku menerawang kesebuah kuburan yang kaku, gundukan tanah merah yang
dingin, perut bumi yang menjadi kediamanku kelak, didalamnya tak lain cacing
dan serangga pemakan bangkai, tubuhku yang tak mampu menepis binatang yang
menggerogotiku dan menjadikan tubuhku sarang dan tempat bertelur, alangkah tak
berdayanya tubuh ini, sahabatku meninggalkanku, anak istriku meninggalkanku,
orangtuaku meninggalkanku, semua orang yang kukenal melupakanku, mereka tak mau
ikut mati bersamaku, mereka tak mau tahu lagi apa yang menimpaku dikuburku,
mereka tak mau walau hanya menepiskan cacing yang menggerogoti tubuhku, mereka
tak perduli lagi tubuhku membusuk sedikit demi sedikit, hingga tubuhku hancur
dan berbau, hingga tubuhku menjadi tulang, lalu habis musnah menjadi tanah?,
kemana aku akan pergi, ruhku akan melayang memenuhi panggilan Penciptaku.
Wahai
Allah, tak ada selain Mu, Engkaulah yang akan menepiskan semua serangga yang
mendekati tubuhku, akan Kau jaga tubuhku yang masuk dalam perut Bumi, Engkau
mendengar jeritan hatiku yang merindukan Mu, maka dengarlah Wahai yang
menciptakan harapan, wahai yang menciptakan segala kerinduan, wahai yang
menciptakan keinginan untuk mengadu, kulontarkan kalimat yang kini hampir
memecahkan kalbuku, Aku tak mempunyai selain Mu untuk mengadu, untuk menolong,
untuk memberi, untuk diharapkan, untuk bergerak, untuk bernafas, untuk berucap,
untuk bersuara, untuk mendengar, untuk melihat, untuk melangkah, untuk
bergerak, untuk berfikir, untuk makan, untuk minum, untuk tersenyum, untuk
bergembira, untuk segala galanya, selain Mu, semua yang kumiliki, dan yang tak
kumilki adalah milik Mu, tubuhku milik Mu, makananku milik Mu, semua yang
kulihat milik Mu, semua yang kudengar Milik Mu, semua yang kuuucapkan milik Mu,
semua langkahku milik Mu, setiap nafasku milik Mu, setiap detak jantungku milik
Mu, perasaanku milik Mu, kerinduanku milik Mu, harapanku milik Mu, kesedihanku
milik Mu, kegembiraanku milik Mu, alangkah indahnya wahai Rabb, Karena Engkau
memilikiku, Engkau menggenggam diriku, Engkau mengaturku, Engkau menjagaku,
Engkau melindungiku, Engkau mengayomiku, Engkau melimpahkan kelembutan Mu
padaku, aku merindukan Mu wahai Allah, Engkau memanggilku agar aku dekat kepada
Mu wahai Allah?
Wahai
yang menciptakan cinta kasih di seluruh kalbu hamba Nya, Engkau menghendaki aku
mencintai Mu wahai Allah.., wahai yang menciptakan lidah saling menyebut nama
nama hamba Nya, Engkau menghendaki aku menyebut nama Mu wahai Allah?, wahai
yang menciptakan segala yang indah, keindahan yang terlihat dan yang tak
terlihat, keindahan yang terdengar dan tak terdengar, keindahan yang terucapkan
dan tak terucapkan, keindahan yang terasa dan tak dapat dirasa, keindahan yang
diketahui dan yang tak diketahui, keindahan yang tersaksikan dan yang
tersembunyi, semua keindahan itu berasal dari keindahan Mu wahai Allah, maka
betapa indahnya Engkau .., betapa lembutnya Engkau ?
Maka
Wahai Pencipta Keindahan, Wahai Pencipta Kelembutan, Wahai Pencipta Kasih
sayang, sebagaimana Engkau perlihatkan keindahan yang ada pada makhluk Mu,
sebagaimana Engkau perlihatkan kelembutan yang ada pada makhluk Mu, sebagaimana
Engkau perlihatkan kasih sayang yang ada pada makhluk Mu, maka perlihatkan
padaku Keindahan Mu wahai Allah?, perlihatkan kelembutan Mu wahai Allah..,
perlihatkan kasih sayang Mu wahai Allah?, walau hanya berupa harapan, walau
hanya berupa sangkaan, walau hanya berupa khayalan, walau hanya berupa
kerinduan, walau hanya berupa keinginan, walau hanya berupa airmata, walau
hanya berupa pemberian, walau hanya berupa lamunan, walau hanya berupa
kemudahan, walau hanya berupa pertolongan, asalkan aku mengetahui bahwa itu
datang dari kelembutan Mu, datang dari kasih sayang Mu, datang dari keindahan
Mu, alangkah kecewa hamba yang hanya memiliki harapan, hamba yang hanya
memiliki khayalan, hamba yang hanya memiliki lamunan, hamba yang hanya memiliki
kerinduan, hamba yang hanya ingin dekat, hamba yang hanya mendambakan
kelembutan, hamba yang hanya mendambakan ayoman, hamba yang hanya mendambakan
kasih sayang, sedangkan modal semua harapanku hanyalah airmata, apakah ia harus
dikecewakan oleh yang Maha tak mengecewakan, alangkah hancur perasaannya kalau
kerinduannya ditolak oleh yang Maha tak menolak kerinduan, alangkah berkeping
kepingnya kecintaannya, bila keinginannya untuk dekat tertolak oleh yang Maha
tak menolak hamba Nya yang ingin dekat, itu semua tak ada pada dzat Mu, itu
semua tak ada dalam sifat Mu, itu semua tak ada pada perbuatan Mu, apalagi yang
membuatku tertolak sedangkan Engkau yang Maha menerima, apalagi yang membuatku
tersingkir sedangkan Engkau yang Maha merangkul, apalagi yang membuatku
terjauhkan, sedangkan Engkaulah yang maha mendekatkan, salahkah aku merindukan
Mu, sedangkan Engkaulah yang menciptakan kerinduanku pada Mu, salahkah aku
menginginkan dekat pada Mu, sedangkan Engkaulah yang menciptakan keinginanku
untuk dekat kepada Mu, salahkah aku merasa tenggelam dalam samudra Kelembutan
Mu, sedangkan Engkaulah yang menciptakan perasaa itu dihatiku.
Wahai
Allah.., wahai yang menamakan diri Nya Allah?, wahai yang menginginkan nama Nya
dipanggil Allah, wahai yang menginginkan lidahku memanggil Dzat Nya dengan
panggilan Allah, wahai yang menginginkan aku mengharapkan Nya dg mengingat nama
Allah, wahai yang menciptakan lidahku bergetar menyebut Nama Allah?, wahai yang
memberikan kemampuan pada jemariku menuliskan nama Allah.., maka dengan kemauan
Mu kusebut namamu Allah.., dengan keinginan Mu kurindukan Engkau Allah..,
dengan einginan Mu aku ingin dekat kepada Mu wahai Allah?, salahkah aku
berkeinginan, salahkah aku merindukan, salahkah aku ingin dekat, sedangkan
semua getaran kalbuku itu adalah keinginan Mu wahai Allah?, maka sebagaimana
Kau jadikan cacing merangkak tanpa tangan dan kaki, maka jadikan aku merangkak
kepadamu tanpa hambatan, sebagaimana Kau jadikan anjing najis bertasbih
mensucikan Mu, maka jadikan aku pendosa hina yang mendambakanmu, sebagaimana
kaujadikan air mengalir menjadi beku, maka jadikan harapanku mengalir kearah Mu
dan membeku dipintu Mu, sebagaimana Kau jadikan gunung batu menjadi debu, maka
jadikan seluruh kesalahanku menjadi debu dihadapan Keagungan Mu, sebagaimana
Kau jadikan bumi perkasa terinjak injak, maka jadikan hawa nafsuku terinjak
injak kerinduanku kepada Mu, sebagaimana Kau jadikan Raja berwibawa terkalahkan
dan terhinakan, maka jadikan kesombonganku terhinakan oleh kewibawaan Mu,
sebagaimana kau jadikan sesuatu yang bergerak menjadi diam, maka jadikan
tubuhku yang bergerak berubah diam dari segala yang tak Kau ridhai, sebagaimana
kau jadikan semua yang ada menjadi fana, maka jadikanlah gunung dosa ini fana
dalam kelembutan Mu, sebagaimana kau jadikan yang tak mungkin menjadi
kepastian, maka Jadikan semua ketidak mungkinanku untuk dekat menjadi janji
kepastian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar