Seharusnya wanita-wanita kita
kecil maupun besar tidak mengikuti ajaran kaum kafir. Janganlah mengikuti
mereka dalam segala sesuatu. Baik cara berpakaian, adat perkawinan, di dalam
rumah serta cara keluar rumah.
Siapakah yang kalian ikuti?!
Wahai putri-putri dan wanita mu’minat, siapakah yang kalian ikuti dan jadikan
contoh?! Kalian mengikuti orang kafir, Yahudi, Nasrani, para pelacur, wanita
yang dilaknat Allah, wanita yang jauh dari jalan Allah!
Bagaimana kalian bisa sampai
terjerumus, wahai mu’minah! Dan siapa yang menjerumuskan kalian?! Wahai
mu’minah, wahai muslimah, siapakah yang kalian ikuti?! Wahai mu’minah, wahai
muslimah, siapakah yang kalian ikuti??? Siapakah yang telah kalian contoh dan
jalan siapa yang telah kalian ikuti?! Dengan siapa kalian telah menukar teladan
kalian?! Kalian telah menukar Sayyidah Ahlil Jannah dengan kaum kafir! Kalian
telah menukar Sayyidah Khadijah yang memperoleh salam dari Allah, dengan kaum
yang dilaknat Allah SWT.
Apakah yang telah menimpa
kita?! Berpikirlah secara benar dan serius. Perkara ini bukanlah sebuah
lelucon, mainan, atau gurauan. Ini perkara agama yang berkaitan dengan akhirat
kita! Juga berkaitan dengan keadaan menjelang maut, di dalam kubur, di barzah
dan hari kebangkitan.
Perkara agama ini juga
tergantung pada amal perbuatan kalian dalam kehidupan, adat, perkataan dan
sikap kalian.
Siapa suri tauladan kita??
Siapa suri tauladan kita?? Siapa suri tauladan kita?? Kita telah menukar dan
meninggalkan suri tauladan Al-Batul, salah satu bagian dari Rasulullah yaitu
Sayyidah Nisa’ Ahlil Jannah dalam adat dan kehidupan beliau. Dengan siapa?!
Dengan siapa?! Ya mu’minah, ya mu’minah…!! Lalu bagaimana? Apa yang terbetik di
benak kita?
Sesungguhnya hal yang
memalukan dan aib bagi muslimah dan mu’minah untuk tidak memperdulikan siroh
(sejarah) Sayyidah Fatimah az-Zahra, akhlak dan adat kebiasaan beliau!
Sedangkan kita mencontoh lainnya! Terutama untuk dzurriyat Rasulullah SAW.
Bahkan melupakan siroh, akhlak, tata cara mu’amalah, dan amal perbuatan beliau
lalu mengikuti para pelacur dan kaum kafir.. !
Ya mu’minah, bagaimanakah
kehidupan kita? Tahun demi tahun berlalu dan sekarang kita memasuki tahun Baru
Hijriah. Sampai kapan kita dalam kelalaian ini? Kita telah menukar ulama dan
pembesar dengan kaum kafir, para pelacur, dan orang yang jauh dari Allah SWT.
Ya mu’minah, pesta perkawinan
dilaksanakan dengan adat kaum kafir. Mereka saling membanggakan dengan
mengadakan pesta perkawinan di gedung-gedung. Perkawinan semacam itu adalah
sesuatu yang buruk, menyimpang dari syariat, menimbulkan bala’ (kerusakan), dan
tidak ada barokahnya bagi kedua mempelai dan keluarga mereka.
Jika mereka tetap
menyelenggarakan perkawinan yang mewah untuk saling berbangga diri yang
didalamnya terdapat tari-tarian dan musik, maka mereka akan mendapatkan
kesusahan di dunia dan akhirat. Dan katakan kepada mereka, Setelah penjelasan
ini maka tidak ada udzur untuk tetap menjalaninya wahai mu’minah.!
Indonesia dahulu terang bercahaya
dengan adanya kaum sholihin dan orang yang bertakwa. Mereka datang dari
negara-negara yang baik. Tanpa adanya mereka, kondisi Indonesia tak sebaik
sekarang dan kita tak akan dapat berjalan-jalan seaman sekarang.
Anugerah ini didapatkan
bukanlah dengan mengikuti adat Yahudi dan Nasrani, kelalaian kepada agama Allah
SWT atau memberati diri untuk mencari sesuatu yang fana. Namun karena berkah
orang sholeh dan usaha orang-orang yang shiddiq.
Keadaan Indonesia yang baik
ini adalah anugerah yang besar dari Allah SWT karena berkatnya mereka. Ini
adalah sesuatu yang membanggakan. Marilah kita kembali ke jalan mereka,
mengikuti ajaran serta akhlak mereka dan meninggalkan susupan syetan dan para
pembantunya.
Kita tak boleh bangga dengan
tari-tarian, pakaian yang ketat menampakkan bentuk tubuh, dan penyelenggarakan
perkawinan di gedung-gedung. Apakah kalian tidak tahu pesta perkawinan Sayyidah
Fatimah Zahra di gedung apa? Menggunakan tata cara siapa?.
Siroh Sayyidah Fatimah Zahra
telah terhapus di benak kalian. Apakah kalian melihat diri kalian lebih agung
dari beliau?! Apa saja yang dipersiapkan Rasulullah SAW untuk perkawinan putri
beliau?.
Dengan cara begitu, apakah
turun derajat Sayyidah Fatimah?! Di akhirat nanti seluruh wanita, sejak awal
penciptaan hingga akhir, akan menundukkan kepalanya karena beliau akan melewati
jalan cahaya. Ketika di padang mahsyar, akan terdengar suara dari Arsy Allah,
Tundukkan kepala kalian dan pejamkan mata karena Fatimah binti Muhammad SAW
akan melewati shiroth.
Apakah kalian tidak ingin
berada di belakang beliau, lewat di Shiroth bersama beliau dan mengikuti beliau
?!.
Kalian telah menukar beliau
dengan lainnya. Ketika Rasulullah SAW ditanya, Apa yang terbaik bagi wanita?
Sayyidah Fatimah menjawab, Yang paling baik bagi wanita adalah tidak melihat
dan tidak dilihat oleh laki-laki. Kemudian Rasulullah SAW mencium kening
Sayyidah Fatimah dan berdoa, Semoga Allah SWT memberkati anak keturunannya.
Ya mu’minah ingatlah, karena
suatu peringatan itu bermanfaat. Jauhilah adat-adat yang fana tersebut dan
jangan memaksakan diri sampai-sampai berhutang. Seperti di dalam hadits
Rasulullah SAW , Barang siapa yang memakai pakaian untuk dipamerkan maka di
akhirat nanti akan dihinakan oleh Allah SWT.
Janganlah berbangga dengan
pakaian sutra dan emas. Sesungguhnya orang kafir diberi Allah SWT kenikmatan
dunia, namun itu adalah kenikmatan yang fana. Mengikuti Fatimah Al-Batul
Az-Zahra lebih mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar