Sabda Rasulullah saw :
منْ كَرِهَ مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا فَلْيَصْبِرْ فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنْ السُّلْطَانِ شِبْرًا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
“Barangsiapa yang ditindas oleh penguasanya maka
hendaknya ia bersabar, sungguh barangsiapa yang keluar dari perintah sultan
(penguasa) sejengkal saja maka ia mati dalam kematian jahiliyah” (Shahih Bukhari Bab Fitnah)
Sabda Rasulullah saw :
جَاهِلِيَّةً مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ إِلَّا مَاتَ مِيتَةً
“Barangsiapa yang melihat hal pada penguasanya
sesuatu yang tidak disukainya maka hendaknya ia bersabar, sungguh barangsiapa
yang keluar dari jamaah sejengkal saja, lalu ia wafat maka ia wafat dengan
kematian jahiliyah” (Shahih
Bukhari Bab Fitnah)
Berkata zubair bin Adiy ra : kami mendatangi Anas bin Malik mengadukan
kekejian Hajjaj dan kejahatannya pada kami, maka berkata Anas ra : “Bersabarlah
kalian, karena tiadalah datang masa kecuali yang sesudahnya akan lebih buruk,
sampai kalian akan menemui Tuhan kalian, kudengar ini dari Nabi kalian
(Muhammad saw)” (Shahih Bukhari Bab Fitnah)
Sabda Rasulullah saw : “dengar
dan patuhlah bagi seorang muslim selama ia tak diperintah berbuat maksiat, bila
ia diperintah berbuat maksiat maka tak perlu dengar dan patuh” (Shahih Bukhari Bab Ahkam)
Kesimpulannya adalah
Rasulullah saw dan kesemua para Imam dan Muhaddits ahlussunnah waljamaah
tidak satupun menyerukan pemberontakan dan kudeta, selama pemimpin mereka muslim
maka jika diperintah maksiat mereka tidak perlu taat, bila diperintah selain
dosa maka mereka taati.
Sebagaimana dimasa merekapun terdapat kepemimpinan yg
dhalim, walau berkedok dengan nama “KHALIFAH”
namun mereka dhalim, diantaranya Hajjaj
yang sering membantai dan menyiksa rakyatnya, namun ketika mereka mengadukan
pada Anas ra, maka mereka diperintahkan bersabar, bukan diperintahkan merebut
Khilafah dengan alasan khalifah itu dhalim.
Negeri kita ini muslim, pemimpinnya muslim, menteri –
menterinya mayoritas muslimin, mayoritas masyarakatnya muslimin, maka apalagi
yang mesti ditegakkan?, ini adalah khilafah islamiyah (kepemimpinan islam),
adakah presiden kita melarang shalat?, adakah pemimpin kita melarang puasa
ramadhan? Mengenai kesalahan kesalahan lainnya selama ia seorang muslim maka
kita diperintah oleh Rasul saw untuk bersabar. Dan para Imam dan Muhaddits itu
tak satupun menyerukan kudeta dan penjatuhan kekuasaan dari seorang pemimpin
muslim.
Ringkasnya saudaraku, berteriak - teriak meneriakkan
khilafah islamiyah adalah perbuatan terburu - buru, berdakwahlah pada muslimin
sedikit demi sedikit hingga dalam bertetangga, di tempat kerja, di masyarakat,
maka pelahan akan muncul Ketua RT yang mencintai syariah dan sunnah. Maka
berlanjut dengan Ketua RW yang terpilih adalah Ketua RW yang mencintai syariah
dan sunnah, Ketua RW yang mendukung majelis taklim dan melarang panggung
maksiat, Ketua RW yang tak mau menandatangani pembangunan diskotek dan gereja,
dan bila dakwah di masyarakat makin meluas akan sampai terpilihlah lurah yang demikian
pula, lalu meningkat ke Bupati dan seterusnya. Ini akan tercapai dengan pelahan
lahan tetapi pasti, dan negara akan ikut apa keinginan mayoritas rakyatnya,
demikian pula televisi, radio, majalah, dan kesemuanya, tak ada diskotek bila
tak ada pengunjungnya, tak ada miras dan narkoba bila tak ada yang membelinya,
tak ada blue film bila tak ada yang maumenontonnya, ini semua akan sangat
mudah.
Karena khilafah islamiyah dengan Syariah Islam bila
ditegakkan sekarang maka yang akan menolaknya adalah muslimin sendiri, mereka
tak mau kehilangan diskoteknya, mereka tak mau kehilangan mirasnya, mereka tak
mau menutup auratnya, nah.., maka bagi yang berkeinginan menegakkan Khilafah
Islamiyah agar meratakan shaf dan terjun berdakwah mengenalkan sunnah dan Nabi
Muhammad Saw sebagai idola muslimin.
Bukan berteriak - teriak khilafah islamiyah lalu menuding
muslimin lainnya sesat karena menolak khilafah dari golongan mereka, lalu
saling bunuh antara muslimin demi kepemimpinan dari fihak mereka.
Sungguh metode Nabi saw ini sangat strategis dengan strategi
keamanan yang sempurna, Rasul saw mengetahui akan banyak penguasa muslim yang dholim,
namun Rasul saw memerintahkan kita bersabar atas mereka, kenapa?, karena jika
muslimin berontak maka mereka akan dibantai penguasa yang dholim itu, maka
orang - orang baik dan ulama akan jadi sasarannya, padahal orang - orang baik,
orang shalih, dan ulama sangat diharapkan menyiapkan generasi baru yang baik
untuk kelak menggantikan penguasa dholim itu, namun hal itu menjadi sulit dan
mustahil
Dikutip dari Buku Kenalilah Aqidahmu 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar