Beberapa ucapan Nabi Isa
a.s pemimpin orang-orang yang zuhud, tentang betapa hinanya dunia ini.
Nabi Isa as berkata: “Dunia adalah ibarat sebuah jembatan, maka
cukuplah bagimu hanya melewatinya saja, janganlah engkau memakmurkannya.” Wahai
pencari dunia, yang ingin mendapatkan kebaikan dengannya, berpalingmu darinya
adalah perbuatan yang lebih baik dan lebih utama. Rasa cinta kepada dunia dan
akhirat Tidak akan pernah berkumpul di hati seorang mukmin, sebagaimana air dan
api tidak akan pernah berkumpul dalam satu wadah.”
Nabi Isa as berkata: “Dunia adalah materi yang ada, orang baik
maupun orang jahat memakan darinya. Sedangkan akhirat adalah janji yang pasti,
dan kekuasaan mutlak ada ditangan Allah SWT yang maha berkuasa.”
Beliau as berkata: “Janganlah dunia ini kalian jadikan sebagai
Tuhanmu sehingga ia akan memperbudakmu, simpanlah hartamu di tempat yamg tidak
akan pernah bisa hilang, karena pemilik harta dunia khawatir akan kehilangan
hartanya, pemilik harta akhirat tidak akan merasa takut kehilangan hartanya.”
Beliau as juga berkata: “Lauk paukku adalah lapar, pakaian dalamku
adalah rasa takut (kepada Allah SWT), pakaian luarku adalah bulu domba,
pemanasku di musim dingin adalah sinar matahari, lenteraku adalah bulan,
kendaraanku adalah kedua kakiku, makanan dan buah-buahanku adalah apa yang
tumbuh diatas bumi ini, aku bermalam sedang aku tidak memiliki apa-apa, dan di
pagi hari aku tidak memiliki apa-apa, dan tidak aku dapati di muka bumi ini
orang yang lebih kaya dariku.”
Beliau as berkata: “Aku heran terhadap orang yang lalai sedang ia
tidak dilalaikan, terhadap orang yang menginginkan dunia sedang kematian
memburunya, dan terhadap orang yang membangun istana sedang kuburan adalah
tempat tinggalnya, sesungguhnya rasa takut kepada Allah SWT dan cinta kepada
surga firdaus dapat menjauhkan seseorang dari kemewahan dunia, menimbulkan
kesabaran terhadap kesulitan-kesulitan, dan sesungguhnya memakan gandum dan
tidur di tempat sampah bersama anjing-anjing sangatlah sedikit bagi para
pencari firdaus.”
Beliau as berkata: “Wahai orang-orang Hawary, aku telah membalikkan
dunia di hadapan kalian, maka janganlah kalian membangkitkannya setelahku.”
Mereka bertanya kepada beliau: “Mengapa engkau dapat berjalan diatas
air, sedangkan kami tidak?” Beliau menjawab: “Bagaimana kedudukan dinar dan
dirham dimata kalian?” Mereka menjawab: “sangat berharga dan bernilai tinggi,”
beliau berkata: “Bagiku kedudukannya dihadapanku sama halnya dengan batu dan
tanah.”
Suatu hari Beliau sedang tertidur dengan menjadikan batu sebagai
bantalnya, maka datanglah iblis dan berkata kepadanya: “Wahai Isa engkau telah
bersandar kepada dunia, lalu dilemparkannya batu itu ke arah iblis itu sambil
berkata: “Aku tidak memiliki harta apapun selain batu ini.”
Diriwayatkan pula pada suatu hari beliau mengalami keadaan hujan
yang sangat deras dengan disertai kilat dan suara petir yang amat keras, maka
didirikanlah untuk Beliau a.s sebuah kemah, setelah jadi lalu Beliau a.s
bermaksud untuk masuk kedalamnya, ternyata didapatinya seorang wanita telah
masuk terlebih dahulu didalamnya maka ditinggalkannya kemah tersebut, kemudian
Beliau a.s melihat ada sebuah gua, maka Beliau a.s segera mendatanginya,
ternyata didalamnya telah ada seekor binatang buas, lalu beliau berdoa: “Ya
Allah SWT, Engkau telah menjadikan tempat berteduh bagi setiap makhluk-Mu
sedang Engkau tidak menjadikan tempat berteduh bagiku, maka Allah SWT
mewahyukan kepadanya: ‘Tempatmu adalah disisi-Ku, Aku akan menikahkanmu dengan
beribu-ribu bidadari, dan Aku akan menjamu penduduk surga selama ribuan tahun
di hari pernikahanmu nanti.”
Beliau as berkata: “Wahai anak Adam, jika engkau mencari dunia
sesuatu yang dapat mencukupimu, maka sedikit darinya cukup bagimu. Jika engkau
menginginkan darinya melebihi kebutuhanmu, niscaya dunia seisinya tidak cukup
bagimu. Janganlah kalian membinasakan diri hanya karena mencari dunia.
Berusahalah agar mendapatkan kemenangan dengan meninggalkan apa yang ada
didalamnya, dahulu kalian memasukinya dalam keadaan telanjang, dan kelak kalian
akan dibangkitkan dalam keadaan telanjang pula, mintalah kepada Allah SWT
rezeki hari demi hari, dan ketahuilah bahwa Allah SWT telah menjadikan dunia
dalam bentuk yang sedikit, dan yang tersisa darinya adalah sedikit dari sesuatu
yang sedikit, semua yang jernih telah habis diminum yang tertinggal hanyalah
sisa yang keruh.
Dan ketahuilah bahwa dunia adalah tempat hukuman dan tipuan, maka
jadilah kalian di dunia ini seperti seseorang yang sedang mengobati lukanya, ia
bersabar atas pedihnya obat karena ia mengharap kesembuhan dan keselamatan dari
penyakit itu. jadi, janganlah kalian tertipu dengan pandangan dunia dari
akhirat yang belum nampak di mata kalian.
Beliau a.s juga berkata: “Kalian sungguh mengherankan, kalian
bekerja untuk mencari dunia sedangkan kalian diberi rezeki didalamnya tanpa
mengerjakan apapun. Dan kalian tidak bekerja untuk akhirat sedangkan kalian
tidak akan diberi rezeki didalamnya kecuali dengan amal perbuatan.”
Suatu saat dunia menjelma dihadapan beliau dalam bentuk seorang
wanita yang memakai berbagai macam perhiasan, beliau berkata kepadanya: “Apa
engkau mempunyai suami?” Ia menjawab: “Ya, sangat banyak sekali,” Beliau
berkata: “apa mereka semuanya menceraikanmu, atau semuanya engkau bunuh?!” Ia
menjawab: “Mereka semuanya aku bunuh.” Beliau bertanya: “Apa engkau pernah
sedih atas seorang dari mereka?” Ia menjawab: “Mereka bersedih atasku sedang
aku tidak bersedih atas mereka, mereka menangisiku sedang aku tidak pernah
menangisi mereka,” Beliau berkata: “Sungguh mengherankan suami-suamimu yang
masih ada, bagaimana mereka tidak mengambil pelajaran dari suami-suamimu yang
terdahulu!!”
Beliau pernah singgah pada suatu kaum yang sedang beribadah kepada
Allah SWT, ada seorang diantara mereka yang tertidur, lalu beliau berkala:
“Wahai fulan. bangunlah dan beribadahlah kepada Allah SWT bersama
teman-temanmu, lalu ia berkata kepadanya: “aku telah menyembah-Nya dengan cara
yang lebih utama dari cara beribadah mereka, aku telah zuhud akan dunia, beliau
berkata kepadanya: “Tidurlah dengan nyenyak karena engkau mengungguli mereka
yang beribadah.”
Beliau as. suatu ketika pernah ditanya tentang para wali Allah SWT
yang tidak merasa takut ataupun sedih atas apa yang menimpa mereka, Beliau a.s
mengatakan, “Mereka adalah orang-orang yang memandang dunia dari sisi batinnya
di kala manusia memandang pada dhahirnya, mereka lebih mementingkan kehidupan
setelah dunia ini berakhir dikala orang-orang lebih mementingkan kesenang-annya
sewaktu hidup di dunia, mereka mematikan darinya apa saja yang mereka takutkan
akan mematikan mereka, mereka meninggalkannya apa saja yang mereka ketahui
bahwa ia akan meninggalkan mereka, tak seorang pun yang memiliki dunia lalu
menawarkan kepada mereka melainkan mereka selalu menolaknya, dan tidaklah
sese-orang yang terbujuk oleh kemewahan dunia datang untuk membujuk mereka
melainkan mereka merendahkannya, bagi mereka dunia merupakan benda yang telah
usang hingga mereka tidak memperbaharuinya, ia telah rusak dihadapan mereka dan
mereka tidak akan membangunnya kembali, telah mati di hati mereka hingga mereka
tidak akan menghidupkannya, justru malah mereka hancurkan sedangkan yang mereka
bangun hanyalah akhirat mereka, mereka jual dunia demi untuk membeli sesuatu
yang kekal bagi mereka, mereka memandang penduduknya sebagai orang-orang yang
kehilangan akal dan tertimpa bencana, dan mereka tidak menyaksikan kedamaian
dari apa yang mereka harapkan, dan tidak pula ketakutan terhadap apa yang
mereka khawatirkan.”
Dengan ini telah selesai kitab Risalatul Mudzaharah Maal Ikhwanul
Muhibbin Min Ahli Khair Wa Din, dan aku tidak menamakannya dengan nama ini
melainkan karena aku meletakkannya atas dasar saling mengingatkan sesama
mereka. Semoga Allah SWT memberikan kepadaku dan kepada mereka petunjuk bagi
kami dan menjaga kami dari kejahatan diri kami.
Semua yang telah aku sebutkan dalam risalah ini, baik itu
hadits-hadits maupun atsar, aku telah menukilnya dari kitab-kitab shahih yang
dijadikan pedoman, dan aku tidak menggunakan pasal diantara hadits-hadits yang
aku sebutkan di permulaan penutup dan aku menjadikannya seakan-akan empat
hadits atau lima yang semuanya kira-kira 20 hadits, aku tidak melakukan hal itu
melainkan karena aku memandangnya lebih singkat dan lebih dekat dalam
membuahkan hasil.
الحمد لله الذي له ما في السماوات وما في الأرض وله الحمد في الآخرة وهو الحكيم الخبير . يعلم ما يلج في الأرض وما يخرج منها وما ينزل من السماء وما يعرج فيها وهو الرحيم الغفور
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar dari padanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia-lah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.”
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar dari padanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia-lah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.”
(Qs. Saba':l-2)
Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu
alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam beserta keluarga dan sahabatnya sampai
hari kiamat, dan begitu pula semoga kesejahteraan tercurahkan bagi para utusan
Aliah SWT, dan segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam.
Sumber : Terj. Risalatul Mudzakarah Maal Ikhwanul Muhibbin Min Ahli
Khair Wad-Din Karya al-Alamah al-Habib Abdullah bin Alwi al Haddad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar